Kritik & saran positif silakan di email abd.kholik99@gmail.com / abdul@akplawyer.com

Senin, 30 Mei 2016

Kopi Maut: Terungkap, Jessica Kumala Pernah Ancam Bosnya



Jessica Kumala Wongso dikawal petugas saat tiba di rutan wanita Pondok Bambu, Jakarta, 27 Mei 2016. Berdasarkan ketentuan pasal 139 KUHAP secara formil dan materil berkas perkara dapat dilimpahkan ke pengadilan. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.COJakarta - Jessica Kumala Wongso yang disangka membunuh Wayan Mirna Salihin di salah satu kafe di mal Grand Indonesia, pernah mengancam atasannya ketika bekerja di NSW Ambulance, Australia. 

Atasan atau bosnya Jessica Wongso itu bernama Kristie Louise Carter. "Dia itu manajernya Jessica di NSW Ambulance," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Komisaris Besar Awi Setiyono, saat dihubungi Tempo, Senin, 30 Mei 2016.

Ancaman tersebut menjadi salah satu dari 37 barang bukti yang diserahkan penyidik Polda Metro Jaya ke kejaksaan. Penyidik menyerahkan print out berkas percakapan ancaman tersebut. 

Selain itu, penyidik juga memberikan e-mail dari Kristie Carter kepada monica.semrad@afp.gov.au tentang e-mail Jessica. Ada pula satu bundel kronologi dan surat e-mail yang berisi pemberitahuan tentang pemberhentian Jessica dari NSW Ambulance. Lalu tujuh lembar surat keterangan dari kantor NSW Ambulance Australia berupa dokumen dengan lampirannya.  

Jessica Wongso, 27 tahun, dan Mirna, 27 tahun, sama-sama kuliah di Billy Blue College, Sydney, Australia. Keduanya lulus pada 2008. Keluarga Jessica hijrah ke Australia pada 2005. Seusai kuliah, Jessica bekerja di NSW Ambulance.  

Pada Kamis pekan lalu, Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta menyatakan berkas-berkas kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin sudah lengkap. Sebentar lagi bakal digelar persidangan kasus kematian Mirna setelah meminum kopi Vietnam di kafe mal Grand Indonesia pada 6 Januari 2016. 

Andy Jusuf Maulana mengatakan berkas percakapan berupa ancaman itu bisa saja salah paham, dan menganggapnya tidak relevan dengan kasus yang menjerat Jessica. 

"Apa korelasinya? Bisa saja salah paham, dongkol-dongkol keluar omongan kayak gitu. Tidak ada relevansinya," kata Andy, pengacara Jessica.  

Menurut dia, berkas ancaman itu hanya untuk memprofilkan Jessica selama tinggal di Australia agar hakim mengetahui seperti apa pribadi Jessica. "Dalam pemeriksaan itu, penyidik mencari jati diri di Australia seperti apa sih. Itu namanya profiling Jessica," tuturnya.

Andy enggan menjelaskan lebih lanjut apa isi ancaman Jessica terhadap atasannya itu. Sebabnya, ia menyebutkan bahwa isinya merupakan materi penyidikan.

FRISKI RIANA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar